Blog Competition ASUS AMD - Laptop for Everyone |
10 tahun waktu yang nggak sebentar untuk sebuah laptop, alat elektronik yang selalu berkembang, yang selalu ditingkatkan teknologinya. Entah itu teknologi layar, kapasitas penyimpanan, apalagi teknologi prosesor dan grafisnya.
Laptop saya memang sudah tergolong uzur dan jadul, dengan spesifikasi prosesor dual core, integrated graphics, RAM 2 GB (sudah di-upgrade, awalnya "hanya 512 MB), dan kapasitas penyimpanan yang "cuma" 200 GB. Kebayang kan, di era sekarang yang serba digital, saya harus "ngirit" nyimpen data yang ada di laptop.
Kayaknya 1 dekade usia laptop saya harus diakhiri sampai disini, dan untuk itu saya ingin berbagi, kilas balik 1 dekade laptop lama saya.
2008 - awal membeli laptop, awal kuliah, dan awal ngekos
Laptop melengkapi isi kamar saya yang "cuma" berisi lemari, kasur, dan kipas angin. Tadinya temennya cuma HP (feature phone) yang cuma bisa memutar (maksimal) 10 lagu mp3. Di awal-awal punya laptop, seringnya dipake buat nyetel lagu doang >.<
2009 - awal mengenal kuliah lebih dalam
Suka jadi panitia kegiatan, laptop dibawa-bawa |
2010 - gagal main game di laptop :(
Laptop mulai sibuk dipake untuk urusan organisasi dan PKM, di samping kuliah yang tetep jalan. Temen-temen ada yang ngenalin main PES di laptop, tapi apa daya, dipake main PES versi lawas (2006), gerak pemainnya kayak slow motion. :(
Mulai suka ngedit-ngedit foto juga pake Photoshop, hasil beli buku di Gramedia.
2011 - dibawa KKN, harus ganti layar
Dibawa KKN di Magelang, nggak ada angin nggak ada hujan, kesenggol dikit sama bocah di tempat KKN, eh layar bergaris. Minta ganti layar -> keluar 1,5 juta. Mulai keracunan nonton serial televisi di laptop (nonton serial Supernatural: Sam & Dean Winchester)
2012 - dibawa terbang ke Aceh
Dibawa terbang ke Aceh |
2013 - galau skripsi dan aktif blogging
Mulai ditinggal temen-temen kampus yang lulus duluan. Nggak mau ketinggalan jauh, mbuletin tekad deh buat ngerampungin skripsi di tahun itu juga. Laptop sering dibawa ke perpus kampus buat nyari dan nyatet referensi plus konsultasi sama dosen pembimbing. Alhamdulillah, lulus 2013 tercapai.
Mulai suka ngeblog & ikutan kuis di medsos |
2014 - buat cari lowker
Laptop banyak dipakai buat nyari-nyari lowongan, kesana-kesini, dibawa dari Pemalang - Yogyakarta lagi pake motor buat seleksi kerja. Alhamdulillah, nganggur nggak lama, sekitar 6 bulan. Waktu luang lainnya dipake buat nonton film juga :D
2015 - dipake training dari kantor
Laptop sering dibawa-bawa lagi ke Jakarta untuk training kerjaan dari kantor. Di-install aplikasi kantor mulai kerasa agak beratnya. Hmmm..masih bertahan, belum ngelirik "pilihan" lain.
2016 - mulai merintis "karir" lain
Mencoba merintis "karir" lain |
2017 - mulai tergoda ganti laptop
Laptop mulai sering dipake ngeliat tutorial fotografi buat ningkatin kemampuan foto plus karena punya impian punya studio foto sendiri. Lumayan kayaknya, bisa buat sampingan atau buat profesi masa depan. Who knows? :D
Mulai ngerasa laptop udah perlu pensiun, karena engsel laptop juga udah berkali-kali patah, error, atau macet. Jadi sekarang laptop full di rumah, karena nggak bisa dibawa kemana-mana.
2018 - tekad mengakhiri era laptop lama (kejam ya, kayaknya? Mengakhiri.. :p)
Akhirnya memutuskan, tahun ini, di tahun ke-10 laptop saya, saya memutuskan untuk melirik produk baru lainnya, untuk menggantikan 1 Dekade Laptop saya.
Pengennya sih, minimal bisa bertahan untuk 1 dekade lagi, atau paling nggak 1 windu, deh. Hehehe..
Mikir-mikir, yang budget-nya nggak terlalu tinggi, tapi masih bisa dijangkau sama tabungan. Survei ke toko komputer, ngambilin brosur sana-sini, dan kayaknya kepincut sama ASUS dengan prosesor AMD. Alasannya kenapa?
Intinya gini:
1. Saya memilih merk ASUS karena: sepak terjang ASUS di Asia, khususnya Asia Tenggara
ASUS seakan sudah menjadi nadi dari sebuah komputer. Coba deh, buka PC atau laptop yang dipunya, dan liat motherboardnya. Hampir dipastikan buatan ASUS. Setelah notebook mulai mendunia pun ASUS mengikuti perkembangan tersebut dengan "menggempur" pasar Asia, dan sejak 2013 menjadi Brand Notebook No. 1 di Indonesia (berdasar survei IDC). Begitu juga di beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Reputasi ASUS di Asia Tenggara (screenshot dari ASUS Guide) |
2. Saya memilih merk ASUS lagi, karena: Garansi Global 2 Tahun
Sebagai orang yang lagi melirik calon pengganti laptop lama yang udah berusia 1 dekade, saya ingin mencari laptop lain yang ketahanannya setara, atau malah lebih baik. Dan ASUS sudah memenuhinya melalui pengujian-pengujian yang diberikan pada produknya, ditambah pemberian Garansi Global selama 2 tahun, yang artinya: di 2 tahun pertama, jika ada masalah pada laptop ASUS, kita dibebaskan dari segala biaya, baik biaya servis maupun biaya spare part. Benar-benar GRATIS. Lebih hemat kan biaya perawatannya, dan mengurangi kekuatiran harus ganti laptop lagi?
3. Saya memilih ASUS dengan prosesor AMD karena: teknologi tinggi, harga terjangkau
Nggak dipungkiri harga masih menjadi salah satu faktor orang beli barang elektronik, khususnya laptop. Saya memilih laptop ASUS AMD sebagai pilihan karena AMD tetap memberikan sebuah performa tinggi untuk prosesor yang diproduksinya, dengan harga yang tetap terjangkau. Jadi kita bisa memilih laptop dengan spesifikasi yang tinggi, tanpa perlu menguras kantong terlalu dalam.
Itu alasan utama saya milih laptop ASUS AMD yang katanya punya tagline Laptop for Everyone. Sekarang buat tipe yang dipilih: kalo sebelumnya saya memilih ASUS X555QG untuk menggapai impian, kalo dipikir lagi sih kayaknya punya ASUS X550IK enak juga, nih, karena bisa mendukung beberapa aktifitas saya:
Menggapai impian jadi fotografer, untuk kerja, untuk blogging, plus untuk main game.
ASUS X550IK: pelopor entry level gaming |
Selain itu, kalo lagi sumpek kan butuh hiburan lain, nah dengan punya notebook gaming ASUS X550IK, setidaknya saya bisa "mengobati" keinginan saya memainkan PES (Pro Evolution Soccer) sejak tahun 2010 yang sempat "tertunda" (baca lagi ke atas). Karena suka males ke rental PS dan laptop yang dipunya nggak bisa buat main game berat, saya sering diledek keponakan yang sering kalah kalo main PES di rumah dia. Paling nggak kan Om-nya ini minimal bisa ngimbangin anak jaman now. Hehehehe...
AMD FX-9830P: Varian tertinggi Mobile APU terbaru dari AMD |
Kombinasi AMD FX 9830P dan Radeon RX560: memberikan performa menakjubkan |
Buat yang suka editing kayak saya, keyboard ergonomis & touchpad yang luas dengan fitur smart gesture sangat-sangat membantu ketika digunakan, apalagi yang suka main game. Suara menggelegar juga sudah ter-include di dalam Notebook ASUS X550IK ini, berkat dukungan SonicMaster & AudioWizard Technology dari ASUS.
Teknologi SonicMaster dan AudioWizard Laptop ASUS AMD |
Layarnya kurang gede? Sambungin aja ke monitor lain via port HDMI atau port VGA. Konektivitas di ASUS X550IK lengkap banget, kok, bahkan port USB 3.0 nya ada 3 buah, dan yang USB 2.0 nya ada 1. Banyak banget kan?
Dan yang pasti, dengan harga sekitar Rp 10.299.000,00 (sumber: Press Release ASUS AMD), di dalam ASUS X550IK udah ter-install Windows 10 Home 64 bit! Nggak perlu nginstall Windows bajakan deh, ya. Yuk, kita pakai software original ;)
Teknologi HVEC yang membuat ASUS X550IK bisa memutar video beresolusi Ultra HD 4K dengan lancar
ASUS IceCool Technology yang membuat notebook tetap nyaman digunakan, tetap dingin karena dijaga agar suhunya tidak melebihi 35 derajat Celcius
ASUS SuperBatt Technology mendukung baterai 4 Cells 44 Whrs yang terpasang di ASUS X550IK, sehingga siklus pakai baterai lebih tahan lama.
Hmmm, jadi kesimpulannya adalah: dengan Notebook Gaming ASUS X550IK ini, saya bisa melakukan banyak kebutuhan komputasi saya hanya dengan 1 Laptop, sesuai tagline-nya Laptop for Everyone. Mungkin kalo saya tambahin lagi, bisa juga: Laptop for Everything.
Dan saya kira, ASUS X550IK bisa memulai era baru laptop saya, yang semoga bisa bertahan lama dan tetap handal digunakan. Aamiiin...
See you next time, moga-moga nanti bisa unboxing ASUS X550IK ini atau ASUS X555QG, ya...
Sumber gambar dan spesifikasi: ASUS Global, AMD, AMD Indonesia, & Press Release ASUS AMD
Kredit ilustrasi: Canva
Sumber gambar dan spesifikasi: ASUS Global, AMD, AMD Indonesia, & Press Release ASUS AMD
Kredit ilustrasi: Canva
Artikel ini diikutsertakan pada Blog Competition ASUS AMD - Laptop For Everyone yang diselenggarakan oleh bocahrenyah.com